He who              aspires to be a Leader of people, must free himself of selfish              propensities, of hate and malice. His words must be sweet to the ear              and food to the spirit. They must be valued by all men as the              panacea they need. When the swelling of the head (ego) disappears,              he/she deserves the coveted honor. 
Barang              siapa yang bercita-cita untuk menjadi pemimpin di masyarakat,              haruslah membebaskan dirinya dari kecenderungan untuk mementingkan              diri sendiri, juga dari kebencian dan kedengkian. Kata-katanya              haruslah terdengar lembut di telinga dan seakan mejadi makanan bagi              jiwa. Ia harus dinilai oleh semua orang sebagai obat mujarab yang              mereka perlukan. Saat gelombang besar dari kepala (keakuan)              menghilang, ia layak mendapatkan kehormatan yang              didambakan. 
- Divine Discourse,              October 6, 1965.
 
 
No comments:
Post a Comment