Cinta-kasih dapat diibaratkan seperti jarum kompas, yang senantiasa menunjuk ke arah Utara. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun juga, cinta-kasih selalu mengarah kepada Tuhan. Oleh sebab itu, setiap orang harus paham prinsip kerjanya. Cinta-kasih hanya bisa diperbandingkan dengan cinta-kasih. Prema (cinta-kasih) dan Anuraga (kasih-sayang) adalah satu dan sama adanya. Akan tetapi, apabila anuraga diarahkan kepada obyek-obyek duniawi, maka ia akan menjadi ternoda. Oleh karena adanya polusi ini, maka muncullah dualisme, yaitu rasa senang dan sedih. Alhasil, manusia menjadi bulan-bulanan keinginan dan kekecewaan. Sebaliknya, apabila cinta-kasih hanya diarahkan kepada Tuhan, maka ia akan menjelma menjadi sesuatu yang murni, tanpa diri, bertahan lama dan bersifat ke-Ilahi-an.
- Divine Discourse, November 24, 1990.