When a man calls his body, "My body" who is the owner or the indweller of the body? If he is not the body or the mind, what is he? Without understanding who he is, is there any meaning in talking about "my body", "my mind" and the like? Is there any sense in seeking to acquire various possessions without understanding who is acquiring them and for what purpose? Once it is realized that the mind is the cause of this "my-ness", and that it is made up of desires, then one will strive to achieve the state of Samadhi (superconscious state of bliss) in which all agitations in the mind cease.
Apabila seseorang menyebut badan jasmaninya sebagai “ini adalah badanku”, lalu siapakah yang menjadi pemilik atau yang menghuni badan tersebut? Jikalau dia bukanlah badan dan juga bukan batin (mind), lalu apakah dia? Tanpa terlebih dahulu memahami dirinya sendiri, apakah seseorang cukup waras untuk membicarakan tentang “badanku”, “batinku” dan sejenisnya? Apakah cukup lumrah bagi seseorang untuk mengumpulkan harta kekayaan sementara dirinya tidak mengetahui siapa yang melakukannya dan untuk apa tujuannya? Setelah engkau menyadari bahwa batin (mind) merupakan sumber biang-kerok dari perasaan “my-ness” (sensasi kepunyaan-ku), dan bahwa batin terbuat dari serangkaian desires (keinginan), maka engkau akan berupaya untuk mencapai keadaan Samadhi (kondisi superconscious bliss), yaitu keadaan dimana segala bentuk agitasi batin telah berakhir.
No comments:
Post a Comment