For everything today, people seek evidence of direct perception or experience. They are not prepared to accept anything which is not amenable to the proof of direct perception. This is really a sign of ignorance. Direct perception is associated with many afflictions. For instance, when the eye is free from any disease it recognizes the different colours in their true forms. This is the basis for the authority of direct perception. What happens when the eye is affected by jaundice? Everything appears yellowish. No other colour can be perceived. How, then, can one trust the evidence of his eyes? All evidence based on the perceptions of the sense organs is vitiated by this defect. When the sense organs themselves are subject to change, how can they be regarded as infallible indicators of absolute truth? Senses which are liable to change cannot be the means of arriving at the unchanging Reality.
Dewasa ini, kebanyakan orang menginginkan adanya bukti atau pengalaman nyata atas segala sesuatunya. Mereka tidak mau menerima sesuatu yang tidak dapat dibuktikan melalui persepsi panca-inderanya. Sebenarnya ini merupakan semacam bentuk kebodohan batin. Persepsi langsung mempunyai banyak kelemahan-kelemahan. Sebagai contoh, apabila mata kita dalam kondisi sehat, maka ia akan sanggup untuk mengenali berbagai macam warna. Inilah cara kerja direct perception. Namun, apabila kita sedang terjangkit penyakit kuning (jaundice), lalu apa yang akan terjadi? Segala sesuatu akan terlihat kuning. Tidak ada warna lain yang terlihat. Bila keadaannya demikian, bagaimana kita bisa mempercayai hasil penglihatan mata kita? Segala bukti yang dipersepsi melalui panca indera mengandung kelemahan tersebut. Apabila panca indera rentan terhadap perubahan, lalu apakah kita bisa mengandalkannya sebagai indikator untuk kebenaran absolut? Persepsi indriawi yang senantiasa mengalami perubahan tidak bisa dijadikan sebagai alat untuk justifikasi Realitas yang tak mengenal perubahan.
No comments:
Post a Comment